Clomid: Merangsang Ovulasi untuk Meningkatkan Peluang Kehamilan

Clomid

Clomid

Harga dari $45.02
Dos produk: 100mg
Pakej (bil.)Per pillHargaBeli
10$5.50$55.02 (0%)🛒 Tambah ke troli
20$3.75$110.04 $75.03 (32%)🛒 Tambah ke troli
30$2.83$165.07 $85.03 (48%)🛒 Tambah ke troli
60$1.67$330.13 $100.04 (70%)🛒 Tambah ke troli
90$1.22$495.20 $110.04 (78%)🛒 Tambah ke troli
120$1.08$660.27 $130.05 (80%)🛒 Tambah ke troli
180$0.83$990.40 $150.06 (85%)🛒 Tambah ke troli
270$0.78$1485.60 $210.09 (86%)🛒 Tambah ke troli
360
$0.71 Terbaik per pill
$1980.81 $255.10 (87%)🛒 Tambah ke troli
Dos produk: 25mg
Pakej (bil.)Per pillHargaBeli
20$2.75$55.02 (0%)🛒 Tambah ke troli
30$2.17$82.53 $65.03 (21%)🛒 Tambah ke troli
60$1.33$165.07 $80.03 (52%)🛒 Tambah ke troli
90$1.00$247.60 $90.04 (64%)🛒 Tambah ke troli
120$0.83$330.13 $100.04 (70%)🛒 Tambah ke troli
180$0.64$495.20 $115.05 (77%)🛒 Tambah ke troli
270$0.48$742.80 $130.05 (82%)🛒 Tambah ke troli
360
$0.43 Terbaik per pill
$990.40 $155.06 (84%)🛒 Tambah ke troli

Clomid, dengan nama generik clomiphene citrate, merupakan terapi lini pertama yang sangat diandalkan dalam menangani infertilitas anovulatori. Agen ovulasi oral ini bekerja dengan memodulasi sistem endokrin untuk merangsang perkembangan folikel dan pelepasan sel telur yang matang, sehingga membuka peluang konsepsi yang signifikan. Ditunjang oleh puluhan tahun penelitian klinis dan penggunaan luas, Clomid menawarkan solusi yang efektif, relatif terjangkau, dan non-invasif bagi pasangan yang berjuang untuk memiliki keturunan. Pemantauan yang tepat oleh dokter spesialis kandungan diperlukan untuk memaksimalkan keberhasilan dan meminimalkan risiko.

Features

  • Bahan aktif: Clomiphene citrate 50 mg
  • Kelas terapi: Selective Estrogen Receptor Modulator (SERM)
  • Bentuk sediaan: Tablet oral
  • Regimen pengobatan: Biasanya dimulai pada hari ke-2 hingga ke-5 siklus menstruasi
  • Mekanisme kerja: Memblokir reseptor estrogen di hipotalamus, meningkatkan pelepasan GnRH, FSH, dan LH
  • Tolerabilitas: Umumnya ditoleransi dengan baik dengan profil efek samping yang dapat dikelola

Benefits

  • Menginduksi ovulasi pada wanita dengan disfungsi ovulasi seperti Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)
  • Meningkatkan peluang kehamilan dengan menyelaraskan waktu ovulasi untuk pemilihan waktu hubungan intim atau inseminasi yang optimal
  • Menawarkan alternatif non-invasif dibandingkan terapi injeksi gonadotropin yang lebih kompleks
  • Protokol pengobatan yang sederhana dan dapat dilakukan secara rawat jalan
  • Biaya pengobatan yang rel lebih terjangkau dibandingkan banyak modalitas fertilitas lainnya
  • Dapat digunakan dalam siklus persiapan untuk teknologi reproduksi berbantu (ART) seperti IVF

Common use

Clomid terutama diindikasikan untuk pengobatan infertilitas ovulatori pada wanita yang ingin mencapai kehamilan. Penggunaannya paling umum pada kondisi seperti anovulasi (tidak adanya ovulasi) atau oligo-ovulasi (ovulasi yang jarang), yang sering dikaitkan dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS). Obat ini bekerja dengan merangsang kelenjar pituitari untuk meningkatkan produksi hormon perangsang folikel (FSH), yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan folikel ovarium. Terkadang, Clomid juga digunakan off-label untuk pria untuk mengatasi masalah fertilitas tertentu yang terkait dengan jumlah sperma rendah, meskipun ini bukan indikasi yang disetujui dan memerlukan pertimbangan khusus dari dokter.

Dosage and direction

Dosis awal Clomid yang biasa adalah 50 mg (satu tablet) sekali sehari, dimulai pada hari ke-2, ke-3, ke-4, atau ke-5 setelah onset menstruasi spontan atau yang diinduksi. Pengobatan biasanya dilanjutkan selama 5 hari berturut-turut. Ovulasi umumnya terjadi 5 hingga 10 hari setelah dosis terakhir. Jika ovulasi tidak terjadi dengan dosis 50 mg, dosis dapat ditingkatkan menjadi 100 mg sehari selama 5 hari pada siklus berikutnya, berdasarkan penilaian dokter. Dosis maksimum yang disarankan adalah 150 mg per hari. Pemantauan melalui USG transvaginal dan/atau pengukuran progesterone serum di pertengahan fase luteal sangat dianjurkan untuk menilai respon ovarium dan mengkonfirmasi ovulasi. Pengobatan tidak boleh dilanjutkan lebih dari 6 siklus menstruasi yang diobati karena potensi peningkatan risiko kanker ovarium dengan penggunaan jangka panjang.

Precautions

Pemantauan ketat oleh dokter spesialis obstetric dan ginekologi atau endokrinologi reproduksi wajib dilakukan selama terapi. Pemantauan USG diperlukan untuk mencegah komplikasi seperti sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS) dan kehamilan ganda, serta untuk menilai ketebalan endometrium. Pasien dengan riwayat kista ovarium fungsional tidak boleh memulai pengobatan hingga kista tersebut terselesaikan. Penglihatan kabur atau gangguan visual lainnya dapat terjadi; jika dialami, pengobatan harus dihentikan dan evaluasi oftalmologi dilakukan. Penggunaan jangka panjang (lebih dari 6 siklus) tidak dianjurkan karena dikaitkan dengan peningkatan risiko tumor ovarium yang borderline. Pasien harus menyadari peningkatan kemungkinan kehamilan ganda (terutama kembar, sekitar 5-8%).

Contraindications

Clomid dikontraindikasikan pada pasien dengan: kehamilan; penyakit hati yang tidak terkontrol; perdarahan vagina yang tidak dapat dijelaskan; kista ovarium (selain yang terkait dengan PCOS); hipersensitivitas terhadap clomiphene citrate atau komponen tablet lainnya; serta tumor yang bergantung pada estrogen, seperti kanker endometrium atau kanker payudara. Obat ini juga tidak boleh digunakan oleh pasien yang memiliki kondisi yang membuat kehamilan tidak diinginkan atau dikontraindikasikan, seperti malformasi uterus yang berat atau insufisiensi serviks.

Possible side effect

Efek samping yang umum dilaporkan (dapat mempengaruhi >10% pengguna) termasuk hot flashes (sensasi panas), ketidaknyamanan perut atau kembung, mual, muntah, nyeri payudara, dan sakit kepala. Efek samping yang kurang umum termasuk gangguan penglihatan (penglihatan kabur, fotofobia, skotoma), yang biasanya reversibel setelah pengobatan dihentikan namun memerlukan evaluasi medis segera. Perubahan mood, pusing, dan rambut rontok dapat terjadi. Secara paradoks, efek anti-estrogeniknya dapat menyebabkan penipisan endometrium dan kekeringan vagina pada beberapa wanita. OHSS, meskipun lebih jarang dibandingkan dengan gonadotropin, tetap merupakan komplikasi serius yang memerlukan perhatian medis segera, ditandai dengan nyeri pelvis berat, mual, muntah, penambahan berat badan cepat, dan oliguria.

Drug interaction

Interaksi obat yang signifikan dapat terjadi. Penggunaan bersamaan dengan agonis GnRH (seperti leuprolide) dapat mengubah respon terhadap Clomid. Obat-obatan yang memengaruhi enzim hati CYP2D6 dan CYP3A4 (seperti beberapa antidepresan SSRI, antijamur azole, atau rifampisin) dapat mengubah konsentrasi plasma clomiphene. Penggunaan dengan agen ovulasi lainnya (seperti gonadotropin) harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan hanya di bawah pengawasan spesialis yang ketat karena sangat meningkatkan risiko OHSS dan kehamilan ganda tinggi. Tidak ada data interaksi yang luas, sehingga penting untuk memberi tahu dokter tentang semua obat, suplemen, dan produk herbal yang sedang digunakan.

Missed dose

Jika satu dosis terlupakan, pasien harus mengonsumsinya segera setelah ingat, kecuali jika sudah mendekati waktu dosis berikutnya. Dalam hal ini, dosis yang terlupakan harus dilewati dan regimen normal dilanjutkan. Pasien tidak boleh menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlupakan. Keterlambatan atau melewatkan dosis dapat mengganggu efektivitas siklus pengobatan. Sangat disarankan untuk menghubungi dokter atau apoteker untuk panduan yang spesifik terhadap jadwal pengobatan yang terlewat.

Overdose

Gejala overdosis dapat mencerminkan amplifikasi dari efek sampingnya, termasuk mual, muntah, hot flashes yang parah, nyeri pelvis, dan kemungkinan distres visual. Dalam kasus yang sangat parah, overdosis dapat menyebabkan OHSS atau stimulasi ovarium yang berlebihan. Tidak ada antidotum khusus untuk clomiphene citrate. Penanganan terdiri dari terapi suportif dan simtomatik. Karena ikatan protein yang tinggi, dialisis tidak mungkin efektif. Pasien harus segera mencari pertolongan medis atau menghubungi pusat kendali racun jika overdosis dicurigai.

Storage

Simpan tablet Clomid pada suhu kamar, antara 15°C hingga 30°C, di dalam wadah aslinya yang tertutup rapat. Lindungi dari cahaya dan kelembapan. Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Jangan gunakan obat yang telah melewati tanggal kedaluwarsa atau menunjukkan tanda-tanda kerusakan fisik.

Disclaimer

Informasi ini dimaksudkan untuk tujuan edukasi dan informasi saja dan tidak menggantikan nasihat medis profesional, diagnosis, atau pengobatan. Selalu konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan yang berkualifikasi untuk pertanyaan medis, sebelum memulai pengobatan baru, atau untuk interpretasi informasi ini. Penggunaan Clomid harus selalu dilakukan di bawah pengawasan ketat dari dokter spesialis. Penulis dan penerbit informasi ini tidak bertanggung jawab atas segala risiko atau komplikasi yang timbul dari penggunaan obat ini.

Reviews

“Setelah 2 tahun mencoba konsepsi tanpa hasil dan diagnosis PCOS, dokter merekomendasikan Clomid 50 mg. Dengan pemantauan USG, saya berovulasi pada siklus pertama dan sekarang mengandung anak kembar. Prosesnya terdengar menakutkan, tetapi dengan panduan dokter yang baik, ini adalah pengalaman yang positif.” - Dian, 31 tahun

“Sebagai suami yang menjalani analisis semen yang menunjukkan count rendah, dokter menyarankan Clomid off-label. Setelah 3 bulan, peningkatan signifikan terlihat. Meskipun ini bukan jaminan, ini memberi kami harapan baru dalam perjalanan kami.” - Rendra, 34 tahun

“Mengalami hot flashes dan mood swings yang cukup mengganggu selama pengobatan, tetapi bagi saya, tujuan untuk hamil sepadan dengan ketidaknyamanan sementara ini. Sayangnya, tidak berhasil untuk saya setelah 4 siklus, dan kami beralih ke pilihan lain.” - Sari, 29 tahun

“Efektivitas Clomid sangat bergantung pada pemantauan yang tepat. Siklus pertama dengan 50 mg tidak berovulasi, tetapi dengan dosis 100 mg dan USG follicular tracking, kami berhasil. Sangat menekankan pentingnya kerja sama yang erat dengan dokter spesialis.” - Dr. Ahmad, Sp.OG