Allopurinol: Kontrol Efektif Asam Urat dan Pencegahan Gout

Allopurinol

Allopurinol

Harga dari $52.03

Allopurinol merupakan obat antihiperurisemia yang bekerja dengan menghambat enzim xantin oksidase, sehingga mengurangi produksi asam urat dalam tubuh. Obat ini secara klinis terbukti efektif dalam menurunkan kadar asam urat serum dan mencegah pembentukan kristal urat. Penggunaan jangka panjang secara teratur dapat mencegah serangan gout berulang dan komplikasi terkait hiperurisemia. Allopurinol termasuk dalam terapi lini pertama untuk manajemen gout kronis dan hiperurisemia asimtomatik.

Fitur

  • Bahan aktif: Allopurinol 100mg/300mg
  • Kelas terapi: Inhibitor xantin oksidase
  • Formulasi: Tablet oral
  • Bioavailabilitas: Sekitar 90%
  • Waktu paruh: 1-3 jam (alopurinol), 18-30 jam (oksipurinol)
  • Ekskresi: Utama melalui urine
  • Regulasi: Obat resep
  • Kemasan: Botol HDPE dengan desiccant

Manfaat

  • Mengurangi frekuensi serangan gout akut secara signifikan
  • Mencegah pembentukan tophi dan kerusakan sendi permanen
  • Menurunkan risiko nefropati urat dan batu ginjal urat
  • Mengontrol kadar asam urat serum dalam rentang terapeutik
  • Meminimalkan progresivitas penyakit gout
  • Memberikan proteksi jangka panjang terhadap komplikasi hiperurisemia

Penggunaan Umum

Allopurinol diindikasikan untuk pengobatan gout kronis, baik dengan tophi maupun tanpa tophi, serta hiperurisemia sekunder akibat terapi kanker. Obat ini juga digunakan pada pasien dengan hiperurisemia asimtomatik yang memiliki kadar asam urat serum >13 mg/dL (pria) atau >10 mg/dL (wanita) atau pada pasien dengan risiko tinggi pembentukan batu urat. Penggunaan profilaksis allopurinol dapat mencegah sindrom lisis tumor pada pasien yang menjalani kemoterapi untuk leukemia, limfoma, atau malignansi solid.

Dosis dan Cara Penggunaan

Dosis awal allopurinol biasanya 100 mg sekali sehari, dapat ditingkatkan secara bertahap setiap 2-4 minggu hingga mencapai dosis pemeliharaan 200-600 mg/hari. Untuk hiperurisemia berat, dosis dapat ditingkatkan hingga 800 mg/hari yang diberikan dalam dosis terbagi. Tablet harus ditelan utuh dengan segelas air setelah makan untuk mengurangi iritasi gastrointestinal. Pemantauan kadar asam urat serum dilakukan secara berkala, dengan target <6 mg/dL. Terapi harus dilanjutkan secara terus-menerus bahkan selama periode bebas gejala.

Peringatan

Monitor fungsi ginjal dan hati secara berkala selama terapi. Awasi munculnya reaksi hipersensitivitas seperti ruam kulit, yang dapat berkembang menjadi sindrom Stevens-Johnson atau nekrolisis epidermal toksik. Hindari inisiasi terapi selama serangan gout akut. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal memerlukan penyesuaian dosis berdasarkan clearance kreatinin. Lakukan pemeriksaan darah lengkap secara periodik karena allopurinol dapat menyebabkan supresi sumsum tulang.

Kontraindikasi

Hipersensitivitas terhadap allopurinol atau komponen formulasi lainnya. Pasien yang pernah mengalami reaksi hipersensitivitas berat terhadap allopurinol sebelumnya. Penggunaan bersamaan dengan azathioprine atau mercaptopurine. Gagal hati berat yang tidak terkontrol. Status hiperurisemia asimtomatik tanpa indikasi kuat.

Efek Samping yang Mungkin Terjadi

Reaksi hipersensitivitas (ruam kulit, demam, eosinofilia), gangguan gastrointestinal (mual, diare, sakit perut), peningkatan enzim hati, leukopenia, trombositopenia, neuropati perifer, mengantuk, vertigo, dan alopesia. Reaksi kulit merupakan efek samping paling umum yang dilaporkan, terjadi pada sekitar 2% pasien. Sindrom hipersensitivitas allopurinol yang berat terjadi pada 0,1-0,4% pasien.

Interaksi Obat

Allopurinol meningkatkan konsentrasi plasma azathioprine dan mercaptopurine, meningkatkan risiko toksisitas myelosupresi. Meningkatkan efek antikoagulan kumarin. Dapat meningkatkan konsentrasi teofilin. Obat diuretik, etambutol, dan pirazinamid dapat menurunkan efektivitas allopurinol. Ampisilin dan amoksisilin meningkatkan risiko ruam kulit ketika digunakan bersamaan dengan allopurinol.

Dosis Terlewat

Jika lupa minum obat, segera konsumsi begitu teringat, kecuali jika sudah mendekati waktu dosis berikutnya. Jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Konsistensi dalam pemberian dosis sangat penting untuk mempertahankan kadar asam urat yang stabil. Jika sering lupa, pertimbangkan penggunaan pengingat obat atau konsultasi dengan apoteker untuk strategi adherence yang lebih baik.

Overdosis

Gejala overdosis termasuk mual, muntah, diare, dan pusing. Pada kasus berat dapat terjadi hepatitis toksik, nefrotoksisitas, dan reaksi hipersensitivitas yang mengancam jiwa. Penanganan meliputi terapi suportif, hidrasi adekuat, dan hemodialisis jika diperlukan. Tidak ada antidotum spesifik untuk keracunan allopurinol. Pasien harus segera dibawa ke unit gawat darurat untuk evaluasi dan penanganan komprehensif.

Penyimpanan

Simpan pada suhu kamar (15-30°C), terlindung dari cahaya dan kelembaban. Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Jangan gunakan jika segel kemasan rusak atau telah melewati tanggal kedaluwarsa. Tablet yang telah dikeluarkan dari blister harus digunakan dalam waktu 30 hari. Hindari penyimpanan di kamar mandi atau dekat wastafel karena kelembaban tinggi dapat menurunkan stabilitas obat.

Penafian

Informasi ini hanya untuk tujuan edukasi dan tidak menggantikan konsultasi medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau apoteker sebelum memulai, mengubah, atau menghentikan pengobatan. Efektivitas dan keamanan allopurinol dapat bervariasi tergantung kondisi individu pasien. Penulis tidak bertanggung jawab atas kesalahan interpretasi atau penggunaan informasi yang tidak tepat.

Ulasan

“Setelah 6 bulan penggunaan allopurinol 300mg/hari, frekuensi serangan gout saya berkurang dari 4-5 kali per bulan menjadi hanya 1 kali dalam 3 bulan. Kadar asam urat turun dari 9,8 menjadi 5,2 mg/dL.” - Pria, 52 tahun

“Sebagai nephrologist, saya merekomendasikan allopurinol untuk pasien dengan hiperurisemia dan gangguan ginjal stadium awal. Monitoring ketat fungsi ginjal diperlukan, tetapi manfaatnya signifikan dalam mencegah progresivitas nefropati.” - Dr. Ahmad, Sp.PD-KGH

“Awal terapi sempat mengalami ruam ringan yang menghilang setelah dosis diturunkan dan diberikan antihistamin. Setelah 3 bulan, dapat toleransi dengan baik dengan dosis 200mg/hari.” - Wanita, 48 tahun

“Efektivitas allopurinol dalam mencegah sindrom lisis tumor pada pasien kemoterapi sangat baik. Protocol kami menggunakan allopurinol 600mg/hari mulai 2 hari sebelum kemoterapi hingga 3 hari setelah.” - Dr. Sari, Sp.Onkologi