Isoniazid: Rawatan Berkesan untuk Tuberkulosis Aktif dan Laten

Isoniazid

Isoniazid

Harga dari $45.02

Isoniazid merupakan ubat antituberkulosis lini pertama yang sangat penting dalam memerangi jangkitan Mycobacterium tuberculosis. Sebagai agen bakterisid yang selektif dan berpotensi tinggi, ubat ini berfungsi dengan menghalang biosintesis asid mikolik pada dinding sel bakteria, menjadikannya komponen kritikal dalam rejimen terapi kombinasi jangka pendek. Penggunaan isoniazid yang tepat menurut protokol pengobatan yang telah terbukti secara klinis dapat mencapai angka kesembuhan melebihi 95% untuk tuberkulosis yang sensitif terhadap obat. Pemantauan berkala dan kepatuhan terhadap regimen pengobatan sangat penting untuk memastikan keberhasilan terapi dan mencegah perkembangan resistensi obat.

Features

  • Bahan aktif: Isoniazid 100mg, 300mg tablet
  • Kelas terapi: Agen antituberkulosis lini pertama
  • Mekanisme aksi: Inhibitor biosintesis asid mikolik
  • Profil farmakokinetik: Absorpsi oral cepat, bioavailabilitas tinggi
  • Formulasi: Tablet oral dengan stabilitas penyimpanan optimal
  • Regimen: Sesuai untuk terapi kombinasi DOTS (Directly Observed Treatment, Short-course)

Benefits

  • Mencapai eradikasi bakteri tuberkulosis secara efektif dalam waktu 6-9 bulan
  • Mengurangi risiko penularan tuberkulosis kepada kontak erat
  • Mencegah perkembangan dari infeksi laten menjadi tuberkulosis aktif
  • Menurunkan angka komplikasi dan mortalitas akibat tuberkulosis
  • Mempertahankan kualitas hidup pasien selama masa pengobatan
  • Mendukung program pengendalian tuberkulosis nasional dan global

Common use

Isoniazid terutama digunakan untuk pengobatan tuberkulosis paru aktif maupun ekstrapulmoner, baik sebagai bagian dari terapi kombinasi maupun sebagai monoterapi untuk terapi pencegahan infeksi laten. Pada terapi kombinasi, isoniazid diberikan bersama rifampisin, pirazinamid, dan etambutol selama fase intensif, kemudian dilanjutkan dengan isoniazid dan rifampisin pada fase lanjutan. Untuk terapi pencegahan, isoniazid diberikan sebagai monoterapi selama 6-9 bulan pada individu dengan tes tuberkulin positif dan risiko progresi menjadi tuberkulosis aktif.

Dosage and direction

Dosis isoniazid disesuaikan dengan berat badan dan kondisi klinis pasien. Untuk tuberkulosis aktif: 5mg/kgBB/hari (maksimal 300mg/hari) atau 15mg/kgBB 3 kali seminggu. Untuk terapi pencegahan: 300mg/hari untuk dewasa atau 10-20mg/kgBB/hari untuk anak (maksimal 300mg/hari). Pengobatan harus dilakukan di bawah pengawasan langsung (DOTS) untuk memastikan kepatuhan. Isoniazid sebaiknya dikonsumsi dalam keadaan perut kosong, 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan, untuk optimasi absorpsi.

Precautions

Pemantauan fungsi hati secara berkala diperlukan sebelum dan selama pengobatan. Pasien dengan riwayat penyakit hati, konsumsi alkohol kronis, atau malnutrisi memerlukan pengawasan ketat. Pemberian piridoksin (vitamin B6) profilaksis dianjurkan untuk mencegah neuropati perifer, terutama pada pasien dengan risiko tinggi seperti diabetes, kehamilan, menyusui, atau gangguan nutrisi. Edukasi pasien mengenai gejala hepatotoksisitas (mual, muntah, ikterus) dan neuropati harus diberikan secara komprehensif.

Contraindications

Isoniazid dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap isoniazid, hepatitis aktif, atau penyakit hati berat. Penggunaan harus dihindari pada pasien yang sedang mengalami neuritis perifer yang tidak terkontrol. Kontraindikasi relatif termasuk epilepsi yang tidak terkontrol, psikosis, dan gagal ginjal berat yang memerlukan penyesuaian dosis. Riwayat reaksi hepatotoksik berat terhadap isoniazid sebelumnya merupakan kontraindikasi absolut.

Possible side effect

Efek samping yang mungkin terjadi termasuk peningkatan enzim hati transien (10-20% pasien), hepatotoksisitas (1-2% kasus), neuropati perifer (tergantung dosis dan status nutrisi), gangguan gastrointestinal, ruam kulit, dan demam. Efek samping neurologis seperti pusing, mengantuk, dan psikosis jarang terjadi. Monitoring ketat diperlukan untuk mendeteksi early warning signs hepatotoksisitas seperti mual, anoreksia, dan ikterus.

Drug interaction

Interaksi signifikan terjadi dengan fenitoin, karbamazepin, dan warfarin yang memerlukan penyesuaian dosis. Penggunaan bersamaan dengan rifampisin meningkatkan risiko hepatotoksisitas. Obat antasida dapat menurunkan absorpsi isoniazid. Interaksi dengan disulfiram dan alkohol dapat memperberat efek toksik pada sistem saraf pusat. Penggunaan bersama ketoconazole mungkin menurunkan kadar kedua obat.

Missed dose

Jika terjadi kelupaan dosis, segera konsumsi isoniazid begitu teringat, kecuali jika sudah mendekati waktu dosis berikutnya. Jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Konsistensi dalam pemberian dosis sangat penting untuk mencegah perkembangan resistensi. Pada terapi DOTS, petugas kesehatan akan memastikan pemberian dosis sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

Overdose

Overdosis isoniazid (>80-100mg/kg) dapat menyebabkan kejang, asidosis metabolik, koma, dan gagal napas. Gejala awal termasuk mual, muntah, pusing, dan slurred speech. Penanganan darurat memerlukan pemberian piridoksin intravena dosis tinggi (1g untuk setiap gram isoniazid yang diperkirakan tertelan) disertai terapi suportif. Lavage lambung dan arang aktif dapat diberikan jika pasien datang dalam waktu 1-2 jam setelah konsumsi.

Storage

Simpan isoniazid pada suhu kamar (15-30°C), dalam wadah asli yang tertutup rapat, terlindung dari kelembaban dan cahaya langsung. Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Jangan menggunakan obat yang telah melewati tanggal kedaluwarsa atau menunjukkan perubahan fisik seperti perubahan warna, bau, atau tekstur.

Disclaimer

Informasi ini merupakan panduan umum dan tidak menggantikan konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional. Keputusan pengobatan harus didasarkan pada penilaian individual oleh dokter yang merawat. Efektivitas dan keamanan isoniazid dapat bervariasi tergantung kondisi pasien dan kepatuhan terhadap regimen pengobatan. Selalu ikuti petunjuk dan monitoring yang diberikan oleh tim medis yang menangani.

Reviews

Isoniazid telah menjadi standar emas pengobatan tuberkulosis selama lebih dari 60 tahun dengan efikasi yang terbukti dalam berbagai studi klinis. Meta-analisis terbaru menunjukkan angka kesembuhan >95% ketika digunakan dalam regimen kombinasi yang tepat. Meskipun potensi efek samping hepatik menjadi perhatian, manfaatnya jauh melebihi risiko ketika diberikan dengan monitoring yang adequat. Pengalaman klinis luas menunjukkan bahwa isoniazid tetap merupakan pilar utama dalam pengendalian tuberkulosis global.